Selasa, 11 Oktober 2011

jaringan sosial di internet

JARINGAN SOSIAL DI INTERNET

Sebuah jasa jaringan sosial di Internet akan memfokuskan dari untuk membangun komunitas (manusia) secara online untuk berbagai kesukaan, hobby, dan aktifitas. Kebanyakan jasa jaringan sosial berbasis Web dan memberikan berbagai cara untuk pengguna berinteraksi,

Jaringan sosial telah membuat cara baru yang sangat dahsyat untuk berkomunikasi dan berbagi informasi. Situs jaringan sosial digunakan oleh jutaan manusia, dan sekarang tampaknya jaringan sosial akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang. Tipe utama jasa jaringan sosial biasanya berupa daftar / direktori yang berbasis pada kategori, misalnya, alumni sebuah sekolah, atau teman sekelas, sebagai cara untuk tetap berhubungan antar teman, atau sebuah sistem rekomendasi yang dihubungkan berdasarkan kepercayaan (trust). Metoda yang populer menggabungkan ke dua tipe jaringan ini. Jaringan sosial yang banyak digunakan di Amerika Serikat adalah MySpace dan Facebook. Di Eropa lebih banyak digunakan MySpace, Facebook dan Hi5. Sementara di Amerika Selatan dan Amerika Tengah lebih banyak menggunakan Orkut dan Hi4. Di Asia dan Pasifik lebih banyak menggunakan Friendster
.

KESIMPULAN

Google+ jelas merupakan suatu upaya "berkualitas" yang Google lakukan untuk masuk ke bidang jejaring sosial, tetapi hanya waktu yang akan mengatakan apakah ia dapat menggulingkan Facebook dari posisinya sebagai situs jejaring sosial terpopuler saat ini. Meskipun ia memiliki kesempatan yang baik dan tidak memiliki semua fitur seperti yang Facebook miliki, namun dengan antarmuka yang bersih, privasi yang sederhana, dan metode interaksi yang menyenangkan, kami sangat menyarankan Anda untuk memeriksa sendiri hal-hal seperti yang telah kami jelaskan di atas. Jika Anda belum memiliki akses ke Google+ sampai saat ini, pasti teman – teman sudah tau google.

Minggu, 22 Mei 2011

artikel wawancara wirausaha

Kisah Sukses Seorang Wirausaha Dalam Bidang Makanan

Begitu banyak cerita kisah sukses wirausaha-wirausaha yang memulai kariernya dari nol. Mereka berjuang selama bertahun-tahun untuk membangunkan usahanya. Mereka berusaha keras dan tahap demi tahap membuat usahanya menjadi semakin maju. Untuk mempertahankan usahanya dalam dunia persaingan dibutuhkan kecerdasan dan keinginan yang kuat untuk tetap bertahan di dunia usaha itu sendiri. Keuletan dan tekad merupakan modal utama dalam menjalankan usaha yang ingin dikembangkan. Kisah-kisah mereka inilah yang bisa kita jadikan panutan dan inspirasi bagi masyarakat agar terdorong rasa keinginan untuk membuka usaha yang bisa menguntungkan banyak orang.

Salah satu dari sekian restoran tradisional tersebut yaitu Dapur Solo (DS). Rumah makan yang terletak di kawasan Sunter ini menyajikan aneka makanan Jawa, khususnya dari Solo. Makanan tradisional yang bervariasi di restaurant Dapur Solo ini merupakan tujuan untuk memopulerkan aneka makanan yang pada saat ini cenderung merupakan makanan barat seperti Burger, Hotdog, Pizza, Pasta dan masih banyak makanan barat lainnya. Pengusaha Dapur Solo ini dalam membangun usaha makanan tradisional, benar-benar dimulai dengan keringat dan tekad yang keras. Banyak usaha-usaha yang bisa kita ciptakan untuk membuat diri kita menjadi semakin mandiri. Dampak positifnya dalam membangun usaha ialah terbukanya lapangan kerja bagi orang lain, membangun perekonomian banyak orang dan membantu perekonomian negara. Kita lihat salah satu keberhasilan ekonomian karena adanya usaha-usah ayang dirintis masyarakat negara Indonesia yang sadar akan perlunya membangun sebuah usaha untuk kelangsungan hidup mereka dan orang lain.

Bagaimana kisah perjuangan Swandani Kumarga dalam membangun usahanya yang dirintis dari nol ini? Sejauh mana pemilik Dapur Solo berhasil mempopulerkan makanan tradisional disini? Apa kiat-kiat sukses yang Swandani Kumarga berikan terhadap masyarakat banyak? Bagaimana pula ia berhasil menyaingi saingan-saingannya dalam kancah dunia bisnis?

Untuk menjawab persoalan diatas, mahasiswa Jurnalistik FIKOM UNPAD, Eka Harumi Sediaswati mewawancarai narasumber yang berkaitan dengan topik saya yaitu Ibu Swandani Kumarga, Pemilik Dapur Solo, di Restaurant miliknya Dapur Solo, Sabtu (29/12) pada 11.45 siang. Dapur Solo yang terletak di Jl Danau Sunter Utara Blok R-35, Jakarta Utara, yang bertempat tinggal tak jauh dari restaurantnya di Jl Danau sunter Utara Blok R-21, Jakarta Utara, Ia juga mempunyai cabang di daerah Melawai, Jakarta Selatan.

Berikut petikan wawancara dengan Ibu Swandani Pemilik Dapur Solo.

Sudah sejak kapan anda memulai usaha ini?

Dari awal mulanya pada tahun 1986-an. Waktu anak saya baru lahir.

Siapa yang menginspirasikan Anda terhadap usaha ini?

Awalnya bukan terinspirasi, tetapi karena ingin membantu suami untuk mencari uang, kan uang tidak harus dari kantong suami, karena saya hobi makan rujak juga yah. Jadi pertama kali saya menjual rujak dulu. Bertahap gitu.

Dimana Anda pertama kalinya memasarkan produk ini?

Dari rumah ke rumah, Door to door, tetangga lewat mulut ke mulut. Dengan selembaran. Hanya berawal dari garasi rumah, hanya dapur rumah. Sebenarnya niat saya cuma ingin menjual rujak, akhirnya saya coba-coba, lalu menulis saya dikertas A4 dan dibagi dua, tulisannya juga hanya menyediakan rujak dan es jus. Hanya rujak dan es buah saja yang saya jual waktu itu.

Berapa modal yang Anda keluarkan untuk membuka usaha ini?

Modal saya hanya Rp 100rb, waktu itu Rp 100rb hanya bisa mendapatkan gilingan es, buah-buahan, juga kurang lebih gelas 2-3 lusin. Orang bilang usaha harus pake modal besar, tetapi bagi saya modal tekad, niat, ulet dan keberanian. Menurut saya ini yang menjadi modal dasarnya.

Pertama kalinya tanggapan masyarakat terhadap produk Anda?

Mereka tadinya menganggap hanya main-main, tetangga juga hanya kasian. Tetapi saya tidak malu, karena saya tidak mencuri. Usaha saya juga mendapatkan respon positif dari anak sekolah, tetapi saya tidak malu, orang duit yang saya dapatkan halal. Kalau kita semua dijalan yang benar ngapain malu. Pada dasarnya kita tidak perlu malu untuk memulai sebuah usaha.

Bisa menceritakan tentang keluarga Anda?

Keluarga saya, kebetulan latar belakang orang tua saya memang dagang sembako. Kalau orang bilang ada bakat turunan, padahal menurut saya bukan bakat, karena sebenarnya semua orang mempunyai bakat, tinggal orang tersebut ingin menggali bakat tersebut atau tidak.

Sejauh mana keluarga Anda men-support usaha yang Anda lakukan sekarang?

Keluarga saya sangat men-support sekali usaha saya ini, terutama suami saya sangat membantu. Karena biasanya perempuan mempunyai usaha dirumah bisa sambil mengurus anak. Dulu suami saya bekerja sebabgai proyek manager, tetapi akhirnya kita berdua membangun usaha ini bersama-sama, hingga menjadi sebesar ini. Anak saya perempuan, umurnya 24 tahun. Saya hanya memiliki satu putri yang bekerja di HSBC. Semua ini, usaha dan keluarga telah diberkati oleh tuhan. Dan karena Tuhan telah memberikan kepercayaan kepada kita.

Motif apa yang anda miliki sehingga memilih untuk membangun sebuah usaha ini?

Karena kita ingin mempopulerkan makanan tradisional, dan ingin mempertahankan budaya makanan indonesia, membuat makanan tradisional sejajar dengan makanan lainnya. Obsesi saya hanya itu. Ingin mengangkat makanan tradisional dan mengalahkan makanan barat.

Bisa ceritakan lebih detail lagi awal mula adanya usaha ini?

Selangkah demi selangkah saya kerjakan dengan tekun. Akhirnya setelah ditekuni selama 5 tahun, usaha ini menjadi lebih besar. Omset awal hanya Rp10rb. Mulai setiap bulan mengalami peningkatan, omsetnya mencapai Rp50rb sampai Rp100rb perhari dan saya juga mempunyai target, jadi setiap bulannya harus mengalami peningkatan. Suka dukanya, jika masyarakat bosan dengan hanya variasi makanan yang itu-itu saja. Akhirnya saya menambahkan gado-gado sebagai inovasi baru terhadap makanan. Hanya melihat pembuatan gado-gado, kita mencoba-coba. Testernya suami dan tetangga. Intinya selalu berdoa, kalau mendapatkan ide, pasti mencoba ide baru itu. Karena tester tersebut berhasil, akhirnya kita memasukan gado-gado sebagai menu baru kita.

Sudah berapa banyak cabang yang anda dirikan?

Punya 1. Saya ada cabang di Daerah Melawai, Jakarta Selatan. Saya tidak mau latah karena wirausaha-wirausaha yang sudah sukses membuka banyak cabang karena ingin menjadi semakin terkenal.

Dalam persaingan dunia bisnis, sejauh mana anda bisa menyaingi wirausaha-wirausaha lainnya?

Bagi saya tidak merasa ada saingan. Saya menganggap semua teman untuk saling mengembangkan. Kalau merasa saingan, kita bertekad untuk mengalahkan. Saingan adalah sahabat. Bersaing dalam kreativitas. Setiap orang berbeda-beda cara mengembangkan usahanya. Tetapi tergantung bagaimana kita merangkul semuanya menjadi teman. Kalau persaingan semakin banyak, itu berarti perekonomian negara kita semakin terangkat. Banyaknya lapangan kerja yang senakin banyak terbuka. Dan kita bersaing secara sehat dan secara kreativitas. Tidak ada sirik atau iri terhadap pesaing lain.

Pernahkah Anda mengalami kegagalan dalam berwirausaha?

Saya tidak pernah mengalami kegagalan. Karena saya melakukannya dengan bertahap. Tidak pernah mengalami kegagalan besar yang benar-benar membuat bangkrut. Karena mungkin saya tidak langsung menginginkan usaha yang langsung berhasil. Tidak ada rugi dalam makanan kecuali benar-benar rugi besar. Kecuali kita tidak mampu bersaing, kemungkinan besar akan rugi tentu saja ada.

Untuk memuaskan konsumen apa yang anda lakukan terhadap produk-produk anda?

Menjaga kualitas tentunya, kemudian kebersihan, service-nya juga harus sebaik mungkin bisa dijaga, suasana rumah makan yang nyaman, dan rasa makanan itu sendiri menjadi taste utama yang menarik pembeli, harga juga sesuai kantong masyarakat. Jangan menjadi latah, jangan melihat untung saja. Jangan ikut-ikutan latah jika pesaing lain menaikkan harga.

Bisakah Anda membagikan kiat-kiat sukses yang Anda jalani? Bisakah Anda memberikannya kepada masyarakat?

Tentu saja. Kenapa tidak. Semua orang berhak membuat usahanya masing-masing agar menjadi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Sebetulnya kalau kita mau berusaha, modal usaha itu adalah tekad, berdoa karena kita punya tuhan, meminta hikmat, intinya percaya bahwa tuhan punya rencana atas semua yang kita kerjakan. Kita sebagai manager pengelola, kalau dipercaya oleh tuhan, maka kita harus memegang kepercayaan itu. Sedikit demi sedikit pasti usaha kita akan maju.

Sudah berapa banyak pegawai Anda miliki?

100 karyawan, sudah termasuk cabang yang di Melawai. Dari 1 orang karyawan hingga sekarang karena tuhan. Itu merupakan kepercayaan Tuhan pada kita. Amanah kalau menurut agama saya.

Bagaimana Anda mengayomi karyawan-karyawan Anda?

Menganggapnya sebagai keluarga sendiri, kalau punya salah ditegur juga. Tidak ada salah yang didiamkan. Selama dia masih mengerti dikasih tahu yah kita juga harus bisa mengerti. Ada kalanya kita harus bersikap keras jika memang sudah melewati batas.

Boleh tahu, berapa omset setiap hari/bulannya yang Anda terima?

Kalau menurut saya, termasuk ok sih. Sehari rata-rata Rp5 juta/hari atau Rp150juta/bulan, tidak usah sombong kita sebagai orang. Tahun depan saya berencana membuka Perseroan Terbatas atau PT, yang awalnya dari perseorang, dan hanya wirausaha sendiri, manajemen yang baik, bekerja sama kepada orang lain, dan menambah partner dalam usaha. Wirausaha tidak ada kata pensiun. Karena wirausaha tidak pernah mengenal umur. Untuk Target sekarang, saya masih punya mimpi, yaitu tetap mempopulerkan makanan tradisional diantara makanan internasional. Kalau tuhan mengijinkan tahun depan saya akan membuka Perseroan Terbatas yang partnernya yah teman-teman saya sendiri. Tahun depan saya berniat membuka Fitness Center, Butik dan Female Gym. Rancangannya pun sudah ada dan dibuat oleh arsitektur yang handal. Nanti saya perlihatkan.

Penghargaan apa yang telah diberikan kepada Dapur Solo?

Pak Bondan dalam Wisata Kuliner telah memilih rumah makan ini untuk masuk dalam salah satu episode diacaranya. Kemudian terpilih menjadi sepuluh besar makanan Indonesia dalam Visit Indonesia. Dan juga masuk kedalam majalah Garuda

Niat membuka cabang di luarkota?

Sangat berniat. Banyak orang menyuruh saya untukmembuka cabang di luarkota. Tetapi bukan karena uang, tapi kita tidak melihatnya dari sisi uang. Di Solo sendiri belum ada Dapur Solo atau DS ini. Nama Dapur Solo ini diambil agar orang dengan gampang mengingatnya. Nama Kota Solo sendiri belum bisa saya patenkan. Tetapi kalau dapur solo bisa saya patenkan. Karena saya tidak ingin latah mengikuti keinginan, maka saya melakukannya secara bertahap dan tergantung rejeki saja. Sejalannya sajalah yang dikasih tuhan kepada saya.

Apakah Anda merupakan warga asli solo?

Yah tentu saja, saya orang asli Solo, di Kota Laten.

Target sekarang karena semua sudah dimiliki?

Saya tetap mempertahankan obsesi saya, yaitu mempertahankan makanan tradisional diantara makanan lainnya. Saya ingin mengalahkan makanan barat dengan cita rasa khas makanan tradisional asli Indonesia. Membuat makanan Indonesia sejajar dengan makanan luar lainnya. Seperti yang saya katakan tadi di awal.


Biodata Narasumber

Nama : Swandani Kumarga

Tempat, Tanggal, Lahir : Solo, 10 Desember 1961

Alamat Kantor : Jl. Danau Sunter Utara Blok R-35

Alamat Rumah : Jl. Danau Sunter Utara Blok R-21

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : Lulusan Perhotelan NHII

pengertian wirausaha

Pengertian Dasar Wirausaha

Wiraswastawan sejati selalu berani memikul banyak tanggung jawab, sebab tak ada kehidupan berharga yang
tidak mengandung kesulitan dan tantangan.
Dewasa ini, dunia wirausaha (kewiraswastaan) tampaknya sudah mulai diminati oleh masyarakat
luas. Namun, karena kurangnya informasi, banyak orang merasa masih belum jelas tentang aspekaspek
apa saja yang melingkupi dunia wiraswasta. Sebagian orang beranggapan bahwa
kewiraswastaan adalah dunianya kaum pengusaha besar dan mapan, lingkungannya para direktur
dan pemilik PT, CV serta berbagai bentuk perusahaan lainnya. Oleh karena itu, kewirawastaan
sering dianggap sebagai wacana tentang bagaimana menjadi kaya. Sedang kekayaan itu sendiri
seakan-akan merupakan simbol keberhasilan dari kewiraswastaan.
Bukan hanya sebagian masyarakat awam yang berpikir demikian, karena ternyata beberapa
lembaga pembinaan kewiraswastaan juga mempunyai persepsi yang mirip dengan itu. Pada
beberapa kesempatan, lembaga-lembaga tersebut menampilkan figur tokoh-tokoh sukses yang
katanya berhasil menjadi kaya, dengan jalan berwiraswasta. Figur sukses itu antara lain terdiri dari
tokoh-tokoh pengusaha besar yang masyarakat mengenalnya sebagai orang-orang terkemuka yang
dekat dengan para pejabat pemerintahan.
Terlepas dari siapa tokoh-tokoh sukses dan kaya yang ditampilkan itu, serta bagaimana cara
mendapatkan kekayaannya, marilah kita kembali ke inti persoalan : "Benarkah kewiraswastaan
merupakan wacana tentang bagaimana caranya untuk menjadi kaya ?"
Kalau bicara sekadar menjadi kaya, tentu semua orang maklum bahwa tidak semua orang kaya
adalah pengusaha, sebaliknya tidak semua pengusaha adalah orang kaya. Rata-rata pejabat di
Indonesia sudah termasuk orang kaya atau orang berada, apalagi kalau pejabat itu korup.
Karyawan-karyawan swasta, terutama para manager dan direktur juga banyak yang kaya. Bahkan,
ada pengemis jalanan berpenghasilan lebih dari Rp. 300.000,- bersih per hari, dan jelas bahwa ia
berpotensi untuk menjadi kaya. Dapatkah mereka semua, termasuk para koruptor dan pengemis,
menjadi figur panutan dalam wacana kewiraswastaan ? Rasanya tidak!
Kewiraswastaan atau kewirausahaan sebenarnya bukanlah bertujuan untuk menjadi kaya.
VISI DAN GAGASAN WIRAUSAHA _________________________________________________________
Setidaknya inilah yang dekemukakan oleh para perintis kewiraswastaan di Indonesia sejak 3
dekade yang lalu. Merintis masa depan dengan belajar menjadi pengusaha lebih mirip dengan
belajar bagaimana mengemudikan kendaraan. Seorang instruktur pada sebuah sekolah
mengemudi mobil pernah berkata pada para siswanya, yang dalam praktek selalu berusaha untuk
menjalankan kendaraan dengan kecepatan tinggi : "Keterampilan mengemudi bukan dilihat dari
seberapa cepat kendaraan dipacu. Karena memacu kecepatan adalah hal yang mudah. Itu hanya
soal seberapa dalam kita menginjak pedal gas. Ilmu mengemudi lebih merupakan keterampilan
bagaimana menjalankan mobil dari keadaan tidak bergerak, menjadi bergerak dan berjalan dengan
stabil, serta bermanuver dengan baik sesuai keadaan, berbelok, maju, mundur, parkir, menanjak,
menurun dan lain sebagainya, tanpa membahayakan diri sendiri ataupun orang lain. Kecepatan
adalah soal lain.."
Apa yang dikatakan sang instruktur memang benar. Keberhasilan mengemudi bukan dilihat dari
seberapa cepat kendaraan dipacu. Demikian pun keadaannya dengan kewiraswastaan.
Keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan
uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara,
termasuk mencuri, merampok, korupsi, melacur dan lain-lain perbuatan negatif. Sebaliknya
kewiraswastaan lebih melihat bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan serta
menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan bahkan mungkin
tidak ada sama sekali. Seberapa kecil pun ukuran suatu usaha, jika dimulai dengan niat baik, caracara
yang bersih, keberanian dan kemandirian, sejak dari nol dan kemudian bisa berjalan dengan
baik, maka nilai kewiraswastaannya jelas lebih berharga, daripada sebuah perusahaan besar yang
dimulai dengan bergelimang fasilitas, penuh kolusi serta sarat dengan keculasan.
Dalam kewiraswastaan, kekayaan menjadi relatif sifatnya. Ia hanya merupakan produk bawaan
(by-product) dari sebuah usaha yang berorientasi kearah prestasi. Prestasi kerja manusia yang ingin
mengaktualisasikan diri dalam suatu kehidupan mandiri. Ada pengusaha yang sudah amat sukses
dan kaya, tapi tidak pernah menampilkan diri sebagai orang yang hidup bermewah-mewah, dan
ada juga orang yang sebenarnya belum bisa dikatakan kaya, namun berpenampilan begitu glamor
dengan pakaian dan perhiasan yang amat mencolok. Maka soal kekayaan pada akhirnya terpulang
kepada masing-masing individu. Keadaan kaya-miskin, sukses-gagal, naik dan jatuh merupakan
keadaan yang bisa terjadi kapan saja dalam kehidupan seorang pengusaha, tidak peduli betapapun
piawainya dia. Kewiraswastaan hanya menggariskan bahwa seorang wiraswastawan yang baik
adalah sosok pengusaha yang tidak sombong pada saat jaya, dan tidak berputus asa pada saat
jatuh.
Tidak ada satu suku kata pun dari kata "wiraswasta" yang menunjukkan arti kearah pengejaran
uang dan harta benda, tidak pula kata wiraswasta itu menunjuk pada salah satu strata, kasta,
tingkatan sosial, golongan ataupun kelompok elit tertentu.
Terkadang orang tidak menyadari bahwa "wiraswasta" tidak sama dengan "swasta" dan "orang
swasta" tidak dengan sendirinya merupakan wiraswastawan sejati, meskipun mungkin yang
bersangkutan menyatakan diri begitu.. Ini disebabkan "wiraswasta" mengandung kata "wira",
yang mempunyai makna luhurnya budi pekerti, teladan, memiliki karakter yang baik, berjiwa
kstaria dan patriotik. Oleh sebab itu dapat dipastikan bahwa seorang wiraswastawan sejati selalu
memegang etika sebaik-baiknya dalam berbisnis.
Orang swasta yang berhasil mengumpulkan harta berlimpah, tidak dapat dikatakan sebagai
wiraswastawan sejati, selama harta yang dikumpulkannya itu didapat dengan jalan yang tidak
benar seperti kolusi, memeras, menipu, merampok dan lain-lain aktivitas sejenis.
Saya menemukan bahwa kadang-kadang terjadi salah pengertian tentang istilah "kewiraswastaan"
yang merupakan terjemahan dari kata asing "entrepreneurship". Ada pendapat bahwa
kewiraswastaan tidak hanya terjadi dikalangan orang atau perusahaan swasta saja, tetapi juga ada
VISI DAN GAGASAN WIRAUSAHA __________________________________________________________
dilingkungan perkoperasian, lingkungan pendidikan bahkan dilingkungan badan-badan usaha
milik pemerintah (BUMN). Oleh karenanya, "entrepreneurship" bukan monopoli kelompok
perusahaan swasta saja. Maka kemudian timbul istilah "wirausaha" yang dianggap lebih universal
dalam penerapannya. Gejala ini berlanjut lebih spesifik lagi dengan munculnya istilah "kewira
koperasian" untuk para aktivis koperasi.
Saya berpendapat, istilah "wiraswasta" tidak hanya menunjuk kepada orang-orang dari kalangan
perusahaan swasta. Sebagai istilah yang mewakili kata "entrepreneurship", penggunaannnya sudah
sangat universal, sehingga sebetulnya tidak perlu lagi direvisi. Secara etimologi, sebagaimana
dijelaskan oleh Dr. Suparman Sumahamidjaya, arti kata wiraswasta bisa diuraikan lebih kurang
sebagai berikut :
wira = luhur, berani, ksatria.
swa = sendiri.
sta = berdiri.
Jadi, maksud dari kata wiraswasta adalah, mewujudkan aspirasi kehidupan berusaha yang mandiri
dengan landasan keyakinan dan watak yang luhur. Lebih spesifiknya, kaum wiraswastawan sejati
adalah mereka yang berani memutuskan untuk bersikap, berpikir dan bertindak secara mandiri,
mencari nafkah dan berkarir dengan jalan berusaha di atas kemampuan sendiri, dengan cara yang
jujur dan adil, jauh dari sifat-sifat keserakahan dan kecurangan.
Definisi di atas tidak membatasi bahwa wiraswastawan harus seorang yang menjalankan
perusahaan milik sendiri. Dengan demikian kewiraswastaan berlaku dilingkungan manapun,
termasuk koperasi, BUMN, pengusaha kaki lima, makelar bahkan dilingkungan karyawan
sekalipun. Sebab apa? Karena kaum profesional yang status formalnya adalah seorang karyawan,
pada hakikatnya merupakan seorang wiraswastawan juga, karena mereka bekerja dengan menjual
"leadership", atas dasar kemitraan bisnis yang adil dan saling menguntungkan, dan bukan atas dasar
keinginan untuk "menumpang hidup" semata. Para distributor dari sebuah perusahaan multi-levelmarketing,
sebagaimana agen-agen asuransi, juga merupakan pribadi-pribadi yang berusaha secara
mandiri dan mereka berwiraswasta. Beberapa perusahaan yang telah maju ternyata juga didirikan
oleh para mantan karyawan yang memiliki naluri kewiraswastaan. Hal ini menguatkan bukti
bahwa kewiraswastaan memang ada dimana-mana. Hanya saja, kewiraswastaan ada yang
kelihatan secara jelas, ada yang tersembunyi.
Betapa pun saya menyambut baik munculnya berbagai istilah alternatif, karena hal tersebut
dengan sendirinya akan memperkaya khasanah kosakata bahasa Indonesia yang masih
memerlukan pembinaan-pembinaan lebih jauh. Sebab itu, dalam buku ini akan dipergunakan
istilah "wiraswasta" dan "wirausaha" secara silih berganti, agar tidak menimbulkan kejenuhan.
Beberapa aktivitas yang memiliki kandungan nilai kewirausahaan, baik yang jelas maupun yang
tersembunyi bisa dicontohkan sebagai berikut :
1). Pengusaha-pengusaha "kantoran" yang menjalankan perusahaan milik sendiri atau
bermitra. Baik dari kelas pengusaha besar, menengah ataupun kecil.
2). Pengusaha-pengusaha seperti pedagang kaki lima, warung nasi, restoran, toko
klontong, bengkel, salon dan lain-lain.
3). Pengusaha candak kulak, seperti bakul jamu, tukang bakso pikul/grobak, dan lain
sebagaiya.
4). Pengurus dan anggota-anggota koperasi.
5). Tokoh-tokoh pemasaran, seperti para direktur dan manajer pemasaran, sales
representative, business representative, salesmen/girl door to door.
6). Para distributor multi-level-marketing serta para agen asuransi.
7). Tokoh-tokoh profesi seperti dokter, pengacara, notaris, konsultan sampai supir
VISI DAN GAGASAN WIRAUSAHA _________________________________________________________
taksi.
8). Mereka yang menjalankan bisnis sambilan, tanpa melecehkan pekerjaan utamanya
sebagai karyawan.
9). Para karyawan, yang sambil bekerja, berusaha belajar untuk mempersiapkan diri
menjadi pengusaha nantinya.
10). Para makelar yang jujur.
11). Kaum profesional yang menjual leadership pada perusahaan-perusahaan besar mulai
dari yang menjabat sebagai presiden direktur, direktur atau manajer, sampai kepada
staf pelaksana.
12). Dan lain-lain.
Dalam buku ini, rekomendasi diberikan atas bidang-bidang yang berkaitan dengan sektor
produksi. Sebaliknya, penulis tidak terlalu menganjurkan keikut sertaan pembaca dalam sektor
finansial yang penuh muatan spekulasi seperti bisnis valuta asing, bursa saham dan juga bursa
komoditi. Ini dengan pertimbangan bahwa Indonesia masih amat memerlukan sektor produksi
yang kuat, dan seyogyanya pengusaha kecil lebih berkonsentrasi pada aktivitas-aktivitas kekaryaan
yang riil.